Profile Juri

Hanung Bramantyo

Hanung Bramantyo adalah seorang sutradara muda yang termasuk jajaran filmmaker terkemuka negeri ini. Lewat karya-karyanya seperti Brownies, Jomblo, Ayat-Ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, Menembus Impian, Get Married 1 & 2 & Sang Pencerah Hanung membuktikan eksistensinya sebagai sutradara yang piawai membesut tema-tema cinta, idealisme, perjuangan hidup bahkan agama secara populer, inspiratif dan mudah dipahami semua kalangan, tanpa terjebak membuat film menjadi terasa ‘berat’ oleh pesan moral. Hanung, kelahiran Yogyakarta 1 Oktober 1975, mulai banyak dikenal publik setelah terlibat dalam pembuatan serial “Anak Seribu Pulau” bersama yayasan SET pimpinan Garin Nugroho. Selain karya-karya yang telah disebutkan diatas, “anak emas” almarhum Teguh Karya ini juga telah banyak membuat karya lain, baik sebagai sutradara maupun sekalian menulis skenarionya. Mengenai penghargaan, sudah banyak yang diterima oleh sineas lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini. Satu yang paling terkenal mungkin sebagai Sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia 2005 lewat film Brownies. Hanung menikah dengan aktris Zaskia Addya Mecca, memiliki 2 anak, dan sampai saat ini terus berkarya memproduksi film.

Seno Aji Julius

Senoaji Julius lahir di Semarang dan belajar Sastra Jawa di Universitas Gajah Mada. Beliau juga sempat mengenyam pendidikan di Drama School di Box Hill Institute Victoria, Australia. Pada tahun 2007, Senoaji menjadi dosen tamu di Australian National University (ANU) untuk studi khusus film pendek. Beliau mempunyai banyak pengalaman dengan menjadi menjadi Asisten Sutradara di banyak film, antara lain Harap Tenang Ada Ujian! (2006), Jalan Sepanjang Kenangan (short, 2007), Marni (short, 2010), Cewek Saweran (2010) dan Republik Twitter (2012). Lalu, pada tahun 2013, Senoaji Julius mulai menyutradarai film pendek pertamanya yang berjudul Boncengan. Pada bulan Juli lalu, Senoaji diangkat menjadi Director Pongpongan Cinema (yang sekarang berubah nama menjadi Hompympaa artworks) yang berada di Yogyakarta.

Shalahuddin Siregar

Shalahuddin Siregar adalah salah satu finalis Eagle Award 2005, sebuah kompetisi film dokumenter yang diadakan oleh Metro TV dan InDocs. Shalahuddin terus mendalami pembuatan film dengan mengikuti workshop, diantaranya menjadi observer pada Script Development Jakarta International Film Festival 2005. Pada tahun 2009 dia terpilih menjadi salah satu peserta Berlinale Talent Campus ke 7, sebuah workshop untuk filmmaker muda yang diadakan di Berlin, Jerman. Dia terpilih dari 3800 pelamar dari 128 negara. Pada kesempatan itu dia mempresentasikan proyek film dokumenter berjudul “Negeri di Bawah Kabut”.

Leave a comment